Senin, 24 Februari 2014

Untaian Kata Sang Hati


UNTAIAN KATA SANG HATI


Saat ini…
Tak ingin kucari arti rasa yang selimuti hati
Tak pula pertanyakan wujud hadirnya
Rasa ini seakan ada dan tiada
Kadang menghilang kadang berkembang
Kadang menghampa kadang penuh warna

Saat ini…
Biarlah rasa ini mengalun tanpa kepastian
Hingga masa depan yang kan menentukan
Kemana pada akhirnya rasa ini bermuara
Dan membisikkan sekuntum jawaban

Saat ini…
Kusadari hadirmu telah mengisi puri hati
Hingga tak lagi suram dan sepi

Saat ini…
Kuingin rasa ini laksana lentera
Yang menerangi sisi kelam dalam ruang jiwa

Kuberharap…
Ini bukanlah sekedar pertemuan dua raga
Tapi pertautan dua hati dua jiwa
tuk menggapai kesempurnaan
Hingga kita bisa saling terbuka
Menuntun satu sama lain dan menghargai
Membenahi diri hingga merekah dewasa
Saling mengerti dan bukan membebani
Saling memberi dan bukan menyakiti
Saling melengkapi dan bukan mengkianati
dan perbedaan tidak menjadi rintangan

Mungkin ini adalah akhir dari pencarian
Atau pelajaran tuk menapaki masa depan
Saat ini…tak perlu kita pertanyakan

Mungkin waktu kan memisahkan
Atau menyatukan dalam sucinya pertautan
Saat ini…tak perlu kita pertanyakan

Saat ini…
Dalam pertautan yang belum dapat kudefinisikan
Mungkin persahabatan atau percintaan
Kuingin menjalani ini semua dengan damai
Melewati hari-hari yang menginspirasi
Berbagi cerita, mengenang masa lalu
Atau merajut mimpi-mimpi masa depan
Tanpa keresahan atau penantian jawaban
Hingga akhirnya kita menjadi sehati sejiwa
Dan mengerti bisikan suara hati tanpa berkata


 

Jumat, 07 Februari 2014

Pesan Tuk Pasangan Jiwaku



PESAN TUK PASANGAN JIWAKU…


Pasangan jiwaku, untaian kata ini kurangkai dalam keheningan malam. Dalam kesunyian yang membuatku serasa mengembara di alam antah berantah yang diliputi kedamaian. Pasangan jiwaku, aku begitu menikmati bila malam semakin kelam dan aku melewatinya dalam kesendirian, karena itu akan membuatku bisa memasuki keheningan pikiranku, membuat merenungi setiap pengalaman dan perbuatan yang telah aku lalui dan jalani. Yang membuatku lebih tersadar, yang membuatku lebih mengerti hakikat kehidupan.

 


Pasangan jiwaku pernahkah kau mengalami ketika hembusan nafas malam mengalun dalam nadimu, kau menjadi lebih bisa mendengar suara hatimu dan melihat jelas gambaran hidupmu. Seringkali malam membuat pikiranku menerawang dan mengenang masa lalu yang kemudian memberiku kepingan pembelajaran   atau   menembus   jauh   ke masa depan dimana aku dapat menguntai mimpi-mimpi indah yang akan membuatku bahagia. Tapi yang membuatku damai adalah ketika kelembutan hatiku menyadarkan akan khilafku dan memberi kesempatan pada diriku untuk menjadi lebih baik. Pasangan jiwaku, suara hati tidak menghakimi dan menggurui tapi penuh keteduhan kasih, hingga membuat jiwa kita merekah dewasa.


Pasangan jiwaku, malam ini aku sedang resah dan aku kan mencurahkan kegundahanku pada hatiku. Telah lama kuarungi samudera cinta dan telah banyak dermaga hati yang telah aku labuhi, tapi dalam sekian waktu perjalananku, aku seringkali masih merasa hampa, seakan ada ruang di dalam jiwaku yang belum utuh terisi yang membuatku masih haus akan cinta dan terus mencari dan mencari.


Pasangan jiwaku, dalam perjalanan ku mengarungi samudera cinta, aku sering terluka dan berduka, yang kadang membuatku bertanya “Apa kesalahanku ?, Adakah yang salah dengan diriku?”. Hal itu membuatku sering memasuki dimensi perenungan yang cukup dalam, untuk mengetahui akar permasalahan yang selama ini sering membayangiku. Mungkin  cinta  itu  tak salah, yang salah adalah caraku menilainya, memahaminya, dan menjalaninya hingga yang seharusnya cinta membawa bahagia malah memberiku kepedihan dan air mata. 

Pasangan jiwaku, dalam keheningan jiwaku tiba-tiba saja aku tersadar… dan seakan mendapat sebuah jawaban.  Ya.. mungkin selama ini aku belum benar-benar mencinta, mungkin selama ini baru mataku yang jatuh cinta, mungkin selama ini baru telingaku yang mencinta, mungkin selama ini baru indera dan pikiranku yang mencinta sedangkan hatiku belum benar-benar jatuh cinta.


Pasangan jiwaku, kali ini aku tak ingin salah lagi menguntai cerita cinta, kali ini aku tak ingin salah lagi menambatkan hatiku di dermaga jiwa. Kali ini aku akan mendengar suara hatiku, kali ini kubiarkan hatiku memilihkannya untukku dan takkan kubiarkan suara mata, telinga dan pikiran mempengaruhi jiwaku. Karena suara pikiran seringkali dipenuhi prasangka yang membuatku dilanda keresahan, atau suara mata yang seringkala membuatku tergoda dan mengagumi pesona lainnya.

 


Pasangan jiwaku, walau bagiku kau masih menjadi misteri, aku kan tetap menanti. Aku akan buat pengharapan pada Tuhan agar nanti ketika sudah waktunya takdir menjemputku tuk bertemu denganmu, semoga aku dapat mengenali taman hatimu, ruang jiwamu, serambi pikiranmu, keindahan rupamu, getar rasamu, detak jantungmu, tatapan matamu, harum nafasmu, bisikan suaramu dan sentuhan lembutmu, hingga aku tak salah memilih, ku tak salah menguntai hati.


Pasangan jiwaku, aku sadar bahwa tak semua keinginan akan terpenuhi, tak semua mimpi nyata terjadi, karena itu semoga kesadaran selalu menuntunku, cahaya kebijaksanaan selalu menerangi hingga ku takkan menyesali bila ternyata mengayuh bahtera jiwa bersamamu adakalanya badai datang melanda hingga perjalanan bagai melewati belukar berduri,  dan semoga aku akan tetap mensyukuri hadirmu di sisiku dalam setiap langkah hidupku mengarungi derasnya kehidupan.


Pasangan jiwaku, aku sadar… kau dan aku tumbuh dan didewasakan di lingkungan yang berbeda, mendapatkan pengalaman yang berbeda dan  mungkin dididik dengan cara yang berbeda, karena itu tidak dapat dihindari bila ada perbedaan di antara kau dan aku. Tapi aku percaya, bila takdir memilihmu untukku berarti ada hal yang mempersatukan kau dan aku. Semoga kita dapat menemukan persamaan itu dan menjadikannya tali pengikat penguat renda cinta diantara kita, dan perbedaan-perbedaan yang ada, yang tak mungkin dipersatukan biarlah itu menjadi ornamen penghiasnya. Perbedaan tak harus selalu dipersamakan, perbedaan tak seharusnya menjadi halangan untuk saling menghargai satu sama lain.



Pasangan jiwaku, aku percaya suatu jalinan cinta yang indah adalah apabila satu sama lain saling menuntun, membimbing, melengkapi hingga satu sama lain menjadi lebih dewasa, bijaksana, dan lebih memahami hakikat kehidupan hingga  kehadiran  kau dan aku, cinta yang bersemi diantara kau dan aku menjadi berkah bagi keluarga, bagi sesama manusia dan bagi dunia yang kehadirannya bagai pelita yang menyinari kegelapan atau bagai bunga yang menebarkan keharuman ke segala penjuru bumi. Semoga…



Pasangan jiwaku, apa yang bisa membuatmu bahagia ? Pasangan jiwaku tahukah kau apa yang bisa membuatku bahagia ? Pasangan jiwaku aku percaya pada saat kita memberi, pada saat kita berbagi kepada orang lain, saat itulah kita akan dapatkan kebahagiaan yang sesungguhnya. Aku berharap semoga dalam mengarungi samudera kehidupan bersamamu, kita dikarunia kelimpahan hingga kita bisa membagi kepada mereka yang kekurangan, kepada mereka yang membutuhkan. Dan andaikata kita tak dikarunia kelimpahan, semoga kita tetap tidak lupa untuk membagi. Mungkin kita tak dapat memberi materi, tapi kita bisa membagi cinta, membagi keteladanan atau membagi petuah bijak.


Pasangan jiwaku, semoga mata jiwaku lebih terbuka bila bersamamu hingga aku bisa melihat lebihmu, kebaikanmu, kelembutanmu, pesona tersembunyimu, keanggunan budimu hingga membuatku lebih mencintaimu, membuatku lebih menyayangimu, membuatku takkan pernah berpaling darimu walau hanya tuk sesaat.


Pasangan jiwaku, aku sadar bila tak mudah tuk mendapatkan dirimu sesuai dengan inginku dan harapanku. Kadang sebagian yang lain hanya bisa berdiam diri dan menanti keajaiban tanpa berupaya tuk lebih menyempurnakan diri, lebih mendewasakan diri. Aku percaya, bila kita tak henti tuk menjadi manusia yang lebih baik, lebih arif, lebih berbudi, lebih bijak, tanpa dicari, tanpa perlu mendaki tebing tinggi, suatu saat Tuhan akan mempertemukan pasangan jiwa kita sesuai dengan keinginan, harapan yang senantiasa kita panjatkan dalam doa-doa kita melalui caraNya yang indah yang tak pernah kita duga atau pikirkan sebelumnya. Dan semoga aku menjadi salah satunya. Semoga…

Mencintai..Seperti mencintai kupu-kupu..



Mencintai...Seperti mencintai kupu-kupu...

Suatu hari ada kupu-kupu terbang menghampiriku, warna kupu-kupunya coklat seperti motif batik. Kupu-kupu itu terbang mengitariku dan kadang hinggap di dekatku. Aku pun berpikir, “Tidak biasanya ada kupu-kupu yang masuk ke kantor, Apakah ini sebuah tanda ?, Tanda dariNya untukku ?”.  Kata orang bila ada kupu-kupu berarti akan ada ‘seseorang’ yang akan hadir di hidup kita di dalam kehidupan kita. Akhirnya aku pun membuat permohonan padaNya, jika memang ini benar adalah tandaNya, aku minta diberi tanda kembali agar aku yakin dan percaya, dan aku minta tanda jika ‘seseorang’ itu akan mengenakan pakaian yang motifnya mirip/menyerupai motif kupu-kupu yang kulihat itu. 


Tak perlu waktu lama aku menunggu jawaban dari Tuhan, beberapa hari kemudian ada ‘seseorang’ yang mengenakan pakaian yang mirip dengan motif kupu-kupu itu. Dia adalah seseorang yang pernah mengisi hatiku di masa lalu.. aku sempat meragu, mengapa harus dia yang ‘hadir’ kembali... dalam seminggu itu, aku memperhatikan pakaian orang-orang, tapi memang hanya pakaian yang dipakainya yang benar-benar menyerupai. Aku sempat ingin menampik , menghindar dan menyangsikan tandaNya, karena tanda dariNya menuju seseorang yang pernah membuatku terluka. Dan rasaku untukknya telah memudar, walau harus kuakui masih ada setitik rasa yang belum padam. Rasaku padanya memang sengaja kupudarkan, agar aku tak merasa sakit yang teramat dalam. Tapi kini, tandaNya seakan memintaku untuk menumbuhkan rasa itu kembali, merekahkan pesonanya hingga kehadirannya kembali mengisi celah-celah hatiku. 

Aku ragu, aku takut... menambatkan rasa ini untuknya bagai mengenggam mawar berduri, harumnya memang menyejukkan relung kalbu.. tapi durinya pun dapat melukai jariku, tanganku. Tapi dihadapanNya, aku bagai boneka yang tak berdaya yang menanti digerakkan oleh sang sutradara. Aku hanya bisa pasrah dan berserah.. dan pada akhirnya ketika rasa ini mulai tumbuh, aku kembali terjebak di hempasan gelombang rasa, seperti riak ombak, seperti pasang surut laut. Aku didera rindu dan cemburu, canda tawa dan air mata, harapan dan keputusasaan. 

Aku bertanya apakah ketika aku terikat rasa kembali padanya, aku harus mengalami itu semua lagi. Aku berharap rasa ini berbeda, berbeda dengan yang dulu pernah kurasa, yaitu seperti menggenggam mawar, harum sekaligus melukai. Aku ingin rasa ini laksana lentera, yang menerangi sisi kelam dalam ruang jiwa dan memberi damai di hati. Aku ingin rasa ini lebih murni hingga kuasa nafsu tak lagi mengganggu, sehingga andai kisah ini kembali terangkai, alurnya lebih mencerahkan, mendewasakan. Dan mungkin Tuhan memberi tandaNya melalui seekor kupu-kupu, sepertinya aku perlu belajar dari kupu-kupu, sepertinya aku perlu belajar mencintai... seperti mencintai kupu-kupu.

Mencintai kupu-kupu berarti ikhlas membiarkannya tetap terbang kesana kemari, hinggap dari satu bunga ke bunga yang lainnya. Bila kau menangkapnya, kau hanya bisa menikmati keindahan sayapnya tapi pada hakikatnya kau menyiksa dirinya, karena kau telah memenjarakannya, membuatnya kehilangan kebebasannya. Dan tahukah kau sumber kebahagiaan kupu-kupu ? yaitu kebebasannya untuk terbang sesuka hatinya. Bila kau mencintai kupu-kupu, kau hanya bisa merayunya tuk singgah di sekitarmu, karena itu buatlah taman bunga seindah mungkin sehingga dengan keikhlasan hatinya, jiwanya, dia akan mengunjungi tamanmu dan ia akan mempersembahkan tarian lewat kepakan sayap-sayapnya. Itu adalah tanda terima kasihnya, tanda kalau dia peduli, tanda bila dia mencintai. 

 

Kupu-kupu memang tak pernah diam, bila kau mencintainya dan kau berusaha menangkapnya maka dia malah akan terbang menjauh. Semakin kau berusaha mengejarnya maka semakin jauh dia meninggalkanmu, lari darimu. Karena bukankah kau tahu kalau kebebasan adalah kebahagiaan sejati dari kupu-kupu. Biarkan kupu-kupu hidup dalam dunianya, biarkan bakat dan potensinya terus berkembang. Karena tariannya dipersembahkan untuk semesta, untuk matahari, untuk bunga yang bermekaran, untuk iringan awan, untuk hembusan angin. Janganlah kau membuat semesta bersedih hanya karena keegoisanmu. Buatlah dia selalu bahagia, maka semesta akan membuatmu bahagia.

Mungkin kadang kau merasa kecewa terhadap kupu-kupu, setelah kau berpeluh payah membangun taman indah dengan beraneka macam bunga dan warna, dia tak juga mendekatimu atau hinggap di tubuhmu, kadang dia malah mendekati yang lain. Itu mungkin bisa membuatmu terluka dan merasa tak berarti di hadapannya. Tapi sadarilah, bila dia masih terbang dan menari di sekitar bunga-bunga yang kau tanam, berarti hakikatnya dia sedang mempersembahkan tarian terindah untukmu. Kau takkan melihat keindahaan tariannya bila dia hinggap di tubuhmu kan ? Jadi janganlah kau diliputi perasaan cemburu, terluka ataupun kecewa. Sebenarnya semua perasaan itu tumbuh dari nafsumu, bukan hatimu. Bila kau mencintai kupu-kupu dengan hatimu maka kau akan tersenyum ketika melihatnya terbang dan menari seiring semilir angin yang berhembus. Dan kau pun akan merasakan sebuah kedamaian, buah dari keikhlasanmu.

Cintailah kupu-kupu dengan jiwamu, hatimu maka kau akan memahami jiwanya, hatinya dan kau takkan lagi terombang-ambing oleh sikapnya yang terkadang penuh ketidakpastian. Ada saatnya kupu-kupu tak selalu terbang dan menari, ada saatnya dia hinggap di tempat yang direstui hatinya, jiwanya. Karena itu tanpa perlu kau memaksa, suatu saat nanti kupu-kupu itu akan hinggap di tubuhmu, di lenganmu atau di dadamu. Dan itu berarti dia telah rela dan ikhlas untuk kau miliki. Bukankah indah bila seseorang telah menyerahkan hatinya dengan tulus kepadamu tanpa perlu kau paksa, tanpa perlu kau perdaya, tanpa perlu kau rayu dengan harta.

Akhirnya aku sadar... akhirnya aku memahami maksud dari tandaNya. Ternyata tandaNya memberikan aku pelajaran, memberiku hikmah. Lewat kupu-kupu... Tuhan berkata kepadaku... Cintailah seseorang seperti engkau mencintai kupu-kupu...